Alat karo
Bahan sing dinggo
ngawe Batik Adalah :
Kain sing Putih
Kain sing digunakake kanggo bahan batik pada awal.e yaiku
kain hasil tenunan sendiri. Kain putih import anyar
dikenal sekitar abad ke-19. Saiki kain putih saget ditemukna kangge kita amargo regane terjangkau/murah. Jenis kain sing digunakake pun beraneka ragam, dari jenis kain mori sampai jenis
sutera. Ukuran pun ora kudu jembar/lebar, cukup karo ukuran cilik/kecil.
Canting
Canting kegunaan.e semacam
pena/pensil, yang diisi lilin malam cair
sebagai tintanya. Bentuk canting beraneka ragam, dari yang berujung satu hingga
beberapa ujung. Canting yang memiliki beberapa ujung berfungsi untuk membuat
titik dalam sekali sentuhan. Sedangkan canting yang berujung satu berfungsi
untuk membuat garis, lekukan dan sebagainya. Canting terdiri dari tiga bagian.
Pegangan canting terbuat dari bambu. Terdapat mangkuk sebagai tempat lilin
malam, serta ujung yang berlubang sebagai ujung pena tempat keluarnya lilin malam.
Kompor karo Wajan
Sebelum digunakan, lillin malam harus dicairkan terlebih
dahulu dengan cara dipanaskan di atas kompor dan wajan. Kompor yang digunakan
biasanya terbuat dari besi atau tanah.
Lilin
Ada berbagai jenis dari lilin yang digunakan dalam batik.
Lilin yang umum digunakan untuk batik terdiri dari campuran lilin lebah,
digunakan untuk sifat lunak, dan parafin, yang digunakan untuk kegemburan.
Resin dapat ditambahkan untuk meningkatkan kerekatan dan lemak hewani
menciptakan likuiditas yang lebih besar.
Lilin terbaik berasal dari pulau-pulau Indonesia di Timor,
Sumbawa dan Sumatra. Resep campuran lilin sangat erat dijaga kerahasiaannya.
Berbagai warna lilin memungkinkan untuk menyamarkan bagian yang berbeda dari
pola melalui berbagai macam tahap. Wilayah yang lebih luas dari pola diisi
dengan lilin yang lebih murah kualitasnya dan lilin kualitas yang lebih tinggi
digunakan pada bagian desain yang rumit dan rinci.
Lilin harus disimpan di suhu yang
tepat. Lilin yang terlalu dingin akan menyumbat cerat dari canting. Lilin yang
terlalu panas akan mengalir terlalu cepat dan tak terkendali. Pembatik akan
sering meniup canting sebelum membatik diatas kain untuk membersihkan
kotoran yang ada di ujung canting
Pewarna
Pewarna batik yang digunakan setiap daerah berbeda-beda.
Pewarna tersebut berasal dari bahan-bahan yang terdapat di daerah tersebut. Di
Kebumen misalnya,pewarna batik yang digunakan adalah pohon tom, pohon pace dan
mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning. Di Tegal digunakan pace atau
mengkudu, nila, dan soga kayu.
Warna tradisional batik Jawa Tengah dibuat dari bahan alami
dan terdiri terutama dari krem, biru, coklat dan hitam. Warna tertua yang
digunakan dalam pembuatan batik tradisional adalah biru. Warna dibuat dari daun
tanaman Indigo. Daun yang dicampur dengan gula molase dan kapur didiamkan
semalam. Kadang getah dari pohon yang lebih tinggi ditambahkan untuk bertindak
sebagai perubah warna. Biru terang diperoleh dengan mencelupkan kain di bak
celup dalam waktu singkat. Untuk warna gelap, kain akan celupkan di bak celup
selama berhari-hari dan mungkin ditenggelamkan hingga 8 – 10 kali sehari.
Dalam batik tradisional, warna
terapan kedua adalah warna coklat disebut soga. Warna bisa berkisar dari kuning
muda sampai coklat gelap. Pewarna berasal dari kulit pohon soga. Warna lain
yang secara tradisional digunakan adalah warna merah gelap disebut mengkudu.
Pewarna ini dibuat dari daun Morinda Citrifolia.
Warna akhir tergantung pada berapa
lama kain direndam di bak celup dan seberapa sering kain dicelupkan. Pengrajin
yang terampil dapat membuat banyak variasi warna-warna tradisional. Selain
biru, hijau akan dicapai dengan pencampuran dengan biru kuning; ungu diperoleh
dengan mencampur warna biru dan merah. Warna coklat soga dicampur dengan nila
akan menghasilkan warna biru-hitam gelap.
0 Response to "Alat dan Bahan sing dinggo ngawe Batik"
Post a Comment