Untuk mencapai kamar-kamar itu, para pengunjung harus melewati lorong-lorong sempit yang hanya cukup dilalui satu orang. Tak berlebihan jika Kombes Krishna Murti pernah menyebutnya sebagai ‘lorong neraka’.
Yang lebih mengerikan adalah kamar mandi. Di setiap lantai biasanya hanya ada satu kamar mandi. Cuma ada bak kecil dan lubang kakus di sana. Untuk masuk, harus sedikit membungkuk karena atap yang sangat rendah.
Di kamar-kamar sempit itu rata-rata ada cuma ada kasur kapuk dan meja rias. Bungkus kondom dan minuman berenergi berserakan di lantai. Sementara dinding biasanya dihiasi dengan poster bintang film cantik. Kontras dengan pemandangan kamar.
Di tempat itulah para wanita penjaja cinta melewatkan malam dengan melayani pria hidung belang. Rata-rata mereka menjual diri Rp 150.000 hingga Rp 200.000 sekali main.
Kontrakan Ibu Nani cukup terkenal di Kalijodo. Dia punya rumah bertingkat tiga yang disekat menjadi 25 kamar. Satu kamar bersekat kayu tipis disewakannya Rp 300.000 hingga Rp 350.000. Dalam sebulan dia mendapat Rp 10 juta.
Kondisi kamar di kontrakan Nani sama kumuhnya dengan kontrakan lain di Kalijodo. Saat polisi menggelar razia di sana, para PSK sudah tidak ada.
“Mereka sudah lari semua ke Kemayoran. Tidak ada lagi di sini,” kata wanita paruh baya ini kepada merdeka.com pekan lalu.
Nani mengaku hanya menyewakan kamar. Dia tak ikut-ikut menjajakan para wanita. Alasannya, sang suami melarang dirinya jadi germo.
Bertahun-tahun mengontrakan rumah, perekonomian Nani cukup lumayan. Dia mengaku sudah memiliki beberapa mobil yang disewakan.
“Satu bulan dari setiap mobil saya dapat Rp 4 juta,” akunya.
Nani mengaku sudah cukup hidup di Kalijodo. Dia menerima tawaran Pemprov DKI untuk tinggal di Rusun. Meninggalkan kontrakan dengan kamar sempit dan bau pesing miliknya di lokalisasi kelas teri itu.
0 Response to "beginilah Kamar Para PSK Di Kalijodo Yang Mengerikan"
Post a Comment